Sunday, December 4, 2011

pendidikan

Kondisi Masa Depan Pendidikan di Sidoarjo

Siswa lulusan sekolah-sekolah di Sidoarjo tidak perlu diragukan. Nilai unas baik sekolah negeri maupun swasta sangat bagus. Sayang, tidak semua siswa lulusan SD dan SMP tertampung di jenjang sekolah berikutnya. Masih dibutuhkan ruang kelas baru (RKB) agar bisa menampung ribuan siswa dari SD dan SMP. SUSIE berdesak-desakan dengan ibu-ibu yang lain di Dinas Pendidikan (Dispendik) Sidoarjo. Dia meminta surat rekomendasi untuk anaknya. Susie berniat mendaftarkan anaknya di luar Sidoarjo karena takut tidak kebagian bangku di Kota Udang tersebut. Untuk itulah, dia mencoba mengais peluang di kabupaten/kota tetangga yang membuka pendaftaran terlebih dahulu. Jika tidak lolos, dia baru mengadu nasib anaknya untuk berebut bangku di Sidoarjo.

sidoarjo mempunyai satu sekolah menengah kejuruan ( SMKN 3 Buduran ) yaitu sekolah menengah kejuruan perkapalan yang hanya ada 2 di Jawa Timur, di Sidoarjo dan Surabaya atau yang akrab disebut PAL. Dan madrasah aliyah negeri ( MAN ) yang hanya ada satu-satunya di Sidoarjo yang akrab disebut dengan MANSDA.

ekonomi

Sidoarjo mempunyai pusat industri yang terletak di kawasan kecamatan Tanggulangin yang sudah terkenal di kancah dunia. namun sekarang kondisi industri tas ini sedikit terpuruk karena kemunculan lumpur lapindo di kecamatan Porong yang langsung berbatasan dengan kecamatan Tanggulangin. dan Sidoarjo memiliki pasar terbesar se Asia Tenggara "puspa agro" yang resmi dibuka pada tahun 2010 yang terletak di kecamatan Sepanjang.

Kuliner khas

  • Kupang Lontong Sidoarjo + Sate kerang
  • Bandeng presto Sidoarjo

Olahraga

Gelora Delta terdapat di Jalan Pahlawan Kota Sidoarjo, dimana pernah digunakan untuk pembukaan PON XV Jawa Timur 2002. Dimana stadion ini adalah markas dari klub sepak bola Deltras Sidoarjo.

Transportasi

Bandara Internasional Juanda dan terminal bus Purabaya yang dianggap sebagai "milik" Surabaya, berada di wilayah kabupaten ini. Terminal Purabaya merupakan gerbang utama Surabaya dari arah selatan, dan salah satu terminal bus terbesar di Asia Tenggara. Kereta komuter Surabaya Gubeng-Sidoarjo-Porong menghubungkan kawasan Sidoarjo dengan Surabaya.

daftar bupati

Berikut ini adalah daftar bupati yang pernah menjabat di Kabupaten Sidoarjo sejak masa awal kemerdekaan Indonesia:
  • R.A.A. Soejadi (1933-1949)
  • R. Suriadi Kertosuprojo (1950-1958)
  • H.A. Chudori Amir (1958-1959)
  • R.H. Samadikoen (1959-1964)
  • Kol.Pol. H.R. Soedarsono (1965-1975)
  • Kol.Pol. H. Soewandi (1975-1985)
  • Kol.Art. Soegondo (1985-1990)
  • Kol.Inf. Edhi Sanyoto (1990-1995)
  • Kol.Inf. H. Soedjito (1995-1999)
  • Drs. Win Hendrarso, MSi (1999-2010)
  • H. Saiful Ilah, S.H.,M.Hum (2010-sekarang)

pembagian administratif

Kabupaten Sidoarjo terdiri atas 18 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah desa dan kelurahan. Kota kecamatan lain yang cukup besar di Kabupaten Sidoarjo diantaranya Taman, Krian, Candi, Porong , Waru, Tanggulangin, Tarik, Prambon, Krembung, Tulangan, Wonoayu, Sukodono, Buduran, Gedangan, Sedati, Sepanjang, Sidoarjo, Jabon.

sejarah

Sidoarjo dulu dikenal sebagai pusat Kerajaan Janggala. Pada masa kolonialisme Hindia Belanda, daerah Sidoarjo bernama Sidokare, yang merupakan bagian dari Kabupaten Surabaya. Daerah Sidokare dipimpin oleh seorang patih bernama R. Ng. Djojohardjo, bertempat tinggal di kampung Pucang Anom yang dibantu oleh seorang wedana yaitu Bagus Ranuwiryo yang berdiam di kampung Pangabahan. Pada 1859, berdasarkan Keputusan Pemerintah Hindia Belanda No. 9/1859 tanggal 31 Januari 1859 Staatsblad No. 6, daerah Kabupaten Surabaya dibagi menjadi dua bagian yaitu Kabupaten Surabaya dan Kabupaten Sidokari. Sidokare dipimpin R. Notopuro (kemudian bergelar R.T.P Tjokronegoro) yang berasal dari Kasepuhan. Ia adalah putra dari R.A.P. Tjokronegoro, Bupati Surabaya. Pada tanggal 28 Mei 1859, nama Kabupaten Sidokare, yang memiliki konotasi kurang bagus diubah menjadi Kabupaten Sidoarjo.
Setelah R. Notopuro wafat tahun 1862, maka kakak almarhum 1863 diangkat sebagai bupati, yaitu Bupati R.T.A.A Tjokronegoro II yang merupakan pindahan dari Lamongan. Pada tahun 1883 Bupati Tjokronegoro mendapat pensiun, sebagai gantinya diangkat R.P. Sumodiredjo pindahan dari Tulungagung tetapi hanya 3 bulan karena wafat pada tahun itu juga, dan R.A.A.T. Tjondronegoro I diangkat sebagai gantinya.
Di masa Pedudukan Jepang (8 Maret 1942 - 15 Agustus 1945), daerah delta Sungai Brantas termasuk Sidoarjo juga berada di bawah kekuasaan Pemerintahan Militer Jepang (yaitu oleh Kaigun, tentara Laut Jepang). Pada tanggal 15 Agustus 1945, Jepang menyerah pada Sekutu. Permulaan bulan Maret 1946 Belanda mulai aktif dalam usaha-usahanya untuk menduduki kembali daerah ini. Ketika Belanda menduduki Gedangan, pemerintah Indonesia memindahkan pusat pemerintahan Sidoarjo ke Porong. Daerah Dungus (Kecamatan Sukodono) menjadi daerah rebutan dengan Belanda. Tanggal 24 Desember 1946, Belanda mulai menyerang kota Sidoarjo dengan serangan dari jurusan Tulangan. Sidoarjo jatuh ke tangan Belanda hari itu juga. Pusat pemerintahan Sidoarjo lalu dipindahkan lagi ke daerah Jombang.
Pemerintahan pendudukan Belanda (dikenal dengan nama Recomba) berusaha membentuk kembali pemerintahan seperti di masa kolonial dulu. Pada November 1948, dibentuklah Negara Jawa Timur salah satu negara bagian dalam Republik Indonesia Serikat. Sidoarjo berada di bawah pemerintahan Recomba hingga tahun 1949. Tanggal 27 Desember 1949, sebagai hasil kesepakatan Konferensi Meja Bundar, Belanda menyerahkan kembali Negara Jawa Timur kepada Republik Indonesia, sehingga daerah delta Brantas dengan sendirinya menjadi daerah Republik Indonesia.

Letak geografis kabupaten Sidoarjo

kabupaten Sidoarjo terletak di dataran rendah. dan dikenal dengan kota delta. karena berada di antara dua sungai besar pecahan Kali Brantas, yakni Kali Mas dan Kali Porong. Kota Sidoarjo berada di selatan Surabaya, dan secara geografis kedua kota ini seolah-olah menyatu.

Kota Sidoarjo

Kota Sidoarjo merupakan sebuah kota di Jawa Timur. kota Sidoarjo berbatasan dengan Kota Surabaya dan Kabupaten Gresik di utara, selat Madura di timur, kabupaten Pasuruan di selatan, dan kabupaten Mojokerto di barat.Kota Sidoarjo di kenal sebagai penyangga utama kota Surabaya dan termasuk kawasan gerbang Kertosusilo.